Rabu, 15 Oktober 2014

TEKNOLOGI BIDANG PERTANIAN

NANOTEKNOLOGI BIDANG PERTANIAN


4 target sukses pembangunan pertanian, yaitu swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani.

Badan Litbang Pertanian Menuju Nano Teknologi: Semakin Kecil, Semakin Dahsyat

Nanoteknologi merupakan bidang yang sangat multidisiplin, mulai dari fisika terapan, ilmu material, sains koloid dan antarmuka, fisika alat, kimia supramolekul, mesin pengganda-diri dan robotika, teknik kimia, teknik mesin, rekayasa biologi, teknologi pangan dan tekno elektro. Nanoteknologi dideskripsikan sebagai ilmu mengenai sistem serta peralatan berproporsi nanometer. Satu nanometer sama dengan seperjuta milimeter. Karena ukurannya yang teramat kecil, tren dalam nanoteknologi condong ke pengembangan sistem dari bawah ke atas (bukan atas ke bawah). Maksudnya para ilmuwan dan teknisi tidak menggunakan materi berukuran besar lalu memotongnya kecil-kecil, tapi menggunakan atom serta molekul sebagai materi blok pembuatan yang fundamental.

Nano teknologi ini, sudah di aplikasikan dalam bidang teknologi pertanian misalnya dalam Nano-modifikasi benih dan pupuk / pestisida, teknik pengemasan makanan, energy ramah lingkungan dan teknik jaringan, Nanoteknologi dapat membantu untuk mereproduksi atau untuk memperbaiki kerusakan jaringan “Tissue engineering” yang menggunakan proliferasi sel secara artifisial distimulasi dengan menggunakan nanomaterial berbasis perancah yang sesuai dan faktor pertumbuhan. Teknik jaringan akan menggantikan pengobatan konvensional saat ini seperti transplantasi organ atau implan buatan.

Dengan adanya nano teknologi dalam pertanian akan dapat m eningkatkan produktivitas pertanian, kualitas produk, penerimaan konsumen dan efisiensi penggunaan sumber daya. Akibatnya, ini akan membantu mengurangi biaya pertanian, meningkatkan nilai produksi dan meningkatkan pendapatan pertanian. Ini juga akan menyebabkan konservasi dan meningkatkan kualitas sumber daya alam dalam sistem produksi pertanian. Selain itu nano teknologi juga diaplikasikan di berbagai bidang seperti kimia dan lingkungan, kedokteran (nanoteknologi biomedis, nanobiotechnology, dan nanomedicine, Informasi dan komunikasi (nanoRam), konstruksi, tekstil, optic dll.

Kecanggihan teknologi ini bukan berarti meniadakan dampak negatif. Salah satu hal yang ditakuti para ilmuan adalah kemampuan self replicant, sebagai contoh dibuat produk untuk membasmi virus pada tubuh manusia contohnya kanker namun bila antivirus ini tidak terkontrol untuk sifat self replicant maka dapat membahayakan tubuh manusia yang memakainya. Serta hal negative lain yang mungkin terjadi, contohnya pembuatan bom yang dirancang sedemikian rupa dengan ukuran superkecil dengan kemampuan daya ledak yang besar. Diperlukan kesetimbangan intelektual dan moral dalam mengaplikasikan teknologi ini.


Nanoteknologi Mulai Menyentuh Bidang Pertanian
 Mengagumkan, bahwa perkembangan nanoteknologi mulai berkembang pesat dan menyentuh seluruh ranah perkembangan  teknologi. Tidak hanya dalam bidang nanoteknologi biomedis, nanobioteknologi, nanomedicine, nanochemist, nano materials bahkan saat ini nanoteknologi mulai dikembangkan dalam bidang pertanian. Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini terjadi gejolak global mengenai ketimpangan ketahanan pangan yang semakin meningkat kosentrasinya baik itu di Indonesia maupau di luar negeri.

Saatnya Nanoteknologi Berkiprah dalam Dunia Pertanian !
Nampaknya permasalahan mengenai ketahanan pangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim semakin riskan dan mengkhawatirkan. Dari segala aspek pertanian mencoba melakukan rekayasa untuk mengadaptasikan tanaman terhadap iklim ekstrim, mulai dari upaya pertanian pertanian green house sampai pertanian bawah tanah (tanpa sinar matahari) ternyata tidak terlalu ampuh untuk mengadaptasikan fisiologi tanaman terhadap iklim lingkungan yang tak menentu. Hingga pada akhirnya muncul kolaborasi antara nanobioteknologi dengan nano material yang mempelajari struktur tanaman hingga partikel terkecil penyusun sel tumbuhan.

Teknologi Nano Selesaikan Masalah dalam Bidang Pertanian
Akhir- akhir ini banyak kita lihat sawah- sawah yang kering dan hanya dibiarkan begitu saja. hal itu sudah sangat menunjukkan kualitas pertanian di negara ini semakin menurun. jika hal tersebut dibiarkan tidak menutup kemungkinan pertanian diIndonesia ini akan semakin mengalami kemunduran. melihat kualitas pertanian di Indonesia yang seperti ini, memang sangat dibutuhkan teknologi yang dapat membantu dan mempermudah pertanian. Teknologi itu nantinya diharapkan mampu menjadikan pertanian di Negara ini kembali pada kualitas yang baik dan dapat mengembangkan sumber daya manusia.

Teknologi nano saat ini tengah gencar didiskusikan dan dikembangkan. Badan Litbang pertanian juga telah melakukan beberapa penelitian dan sanggup menyekolahkan para peneliti yang berminat mendalami teknologi nano . Dari beberapa hal yang telah dilakukan oleh badan Litbang ini, kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi nano sangat dipercaya untuk mendapatkan hasil pertanian yang memuaskan. Teknologi Nano  awalnya hanya digunakan pada kosmetika, tetapi karena penelitian yang dilakukan oleh badan Litbang pertanian, teknologi ini juga dapat digunakan dalam bidang pertanian. Teknologi Nano dapat mengembangkan unsur  hara dalam tanah yang berukuran nano dan dapat juga digunakan untuk pengendalian hama dan penykit tanaman. Teknologi yang bekerja pada dimensi 10 pangkat minus 9 ini dapat mengembangkan pertanian masa depan. Dan kenyataannya memang pada zaman sekarang ini diperlukan adanya teknologi yang mampu mengembangkan mutu pertanian di Indonesia agar mendapatkan hasil pertanian yang baik dan memuaskan. karena sumber kehidupan manusia juga bergantung pada kualitas pertanian.

Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan pertanian di Negara ini yang semakin memprihatinkan, karena saat ini sudah jelas terlihat pemerintah sangat acuh terhadap pertanian di Indonesia. Teknologi yang berkembangpun harus mendapat dukungan dari pemerintah agar teknologi bisa dimanfaatkan secara optimal. karena pertanian sangat bergantung pada perkembangan teknologi, jadi pemerintah wajib memperhatikan perkembangan teknologi juga agar kualitas pertanian di negara ini bias lebih baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Kolaborasi dari nanobioteknologi dan nano material mengkaji tentang susunan genetika tanaman serta rekayasa jaringan untuk menghasilkan varietas tanaman yang kebal terhadap perubahan iklim. Dari informasi genetik yang diperoleh, nanobioteknologi mengupayakan untuk menginsersi DNA unggul (DNA yang mempunyai sifat tahan terhadap perubahan klim) untuk ditanamkan (transplantasi) pada modus DNA sel tanaman yang akan dijadikan induk. Dalam kajian yang lebih luas, ternyata nanoteknologi dalam pertanian juga menangani ranah perunutan penyakit tanaman dan intensifikasi pemupukan. Perunutan penyakit tanaman dilakukan dengan teknik penyisipan partikel berukuran nano (sebagai pelacak) ke dalam tubuh tanaman dan dibiarkan menyebar ke seluruh jaringan untuk mendeteksi lokasi sumber penyakit berada. Setelah sumber penyakit ditemukan, maka pengobatan akan lebih efektif dan efisien.


Pupuk Nano Menawarkan Efisiensi dan Penghematan
Teknologi nano bisa membawa manfaat besar dan mendalam pada sistem pemupukan dan perlindungan tanaman dengan kepraktisan, ketepatan, efisiensi dan penghematan, makalah diskusi IFPRI mengungkapkan berdasarkan berbagai hasil penelitian di mancanegara.
Diutarakan, efisiensi penggunaan nitrogen pada sistem konvensional fertilizer saat ini rendah, kehilangan mencapai sekitar 50-70%. Pupuk nano memiliki peluang untuk mengurangi secara sangat berarti dampak terhadap energi, ekonomi dan lingkungan dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen oleh perembesan, emisi dan pergabungan jangka panjang dengan mikroorganisme tanah. Kelemahan ini bisa diatasi dengan sistem pelepasan pupuk menggunakan teknologi nano.
Sistem pelepasan hara pada teknologi nano memanfaatkan bagian-bagian tanaman berskala nano yang porous yang bisa mengurangi kehilangan nitrogen. Pupuk yang dienkapsulasi dalam partikel nano akan meningkatkan penyerapan hara. Pada generasi lanjut pupuk nano, pelepasan pupuk bisa dipicu dengan kondisi lingkungan atau dengan pelepasan pada waktunya. Pelepasan pupuk dengan lambat dan terkendali berpotensi menambah efisiensi penyerapan hara.
Pupuk nano yang menggunakan bahan alami untuk pelapisan dan perekatan granula pupuk yang bisa larut memberi keuntungan karena biaya pembuatannya lebih rendah dibanding pupuk yang bergantung pada bahan pelapis hasil manufaktur.

Pupuk yang dilepas dengan lambat dan terkendali bisa pula memperbaiki tanah dengan cara mengurangi efek racun yang terkait dengan aplikasi pupuk secara berlebihan. Pada teknologi nano yang sedang dikembangkan sekarang, zeolit telah dipergunakan sebagai pemeran mekanisme pelepasan pupuk.


Pupuk Bio Active Bravo Nature

Pupuk yang menggunakan teknologi nano yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan hara, perlindungan tanaman, serta meningkatkan hasil produktifitas tanaman dengan efisiensi dan penghematan sumberdaya lahan. Mengandung  komposisi unsur hara makro mikro, serta zat pengatur tumbuh yang diformulasi dan diproduksi sesuai untuk kebutuhan semua jenis tanaman.

Kita ketahui bahwa efisiensi penggunaan nitrogen pada sistem konvensional fertilizer saat ini rendah, kehilangan mencapai sekitar 50-70%. Pupuk nanoteknologi memiliki peluang sangat besar terhadap dampak energi, ekonomi dan lingkungan dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen oleh perembesan, emisi dan pengabungan jangka panjang dengan mikroorganisme tanah. Kelemahan ini bisa diatasi dengan sistem pelepasan pupuk menggunakan nanoteknologi.

Pupuk organik cair Nanoteknologi Bravo nature bekerja dengan sistem pelepasan hara, memanfaatkan bagian - bagian tanaman dan enkapsulasi dalam partikel nano. Pelepasan pupuk dengan lambat dan terkendali berpotensi menambah efisiensi penyerapan hara.

Manfaat dan Keunggulan:
  1.       Menghemat biaya produksi serta meningkatkan produktifitas.
  2.       Merangsang pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
  3.       Mengandung unsur  hara makro,  mikro dan protein tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami nabati dan hewani yang mengandung sel sel hidup aktif.    
  4.       Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit sekaligus menekan populasi hama dan      penyakit tanaman.
  5.       Mencegah kelayuan dan kerontokan daun dan buah.
  6.       Mempercepat panen
  7.       Aman digunakan karena sangat bersahabat dengan lingkungan dan tidak membunuh musuh alami
  8.       Dapat digunakan bersaman dengan cairan jenis lain(insektisida) 
  9.       Dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman. 
Sumber: HIMATETA IPB, BALAI PENELITIAN TANAH, MANTING BLOGS, FORDINAGAMA, Badan Litbang Pertanian, Pupuk Bioaktif Bravo Nature








Tidak ada komentar:

Posting Komentar